Pengertian Seni Lukis, Jenis-Jenis, dan Teknik yang Digunakan

Pengertian seni lukis. Foto: Unsplash

Pengertian Seni Lukis, Jenis-Jenis, dan Teknik yang Digunakan – Melukis merupakan bentuk karya seni yang memiliki nilai jual unik dan mampu memikat perhatian banyak orang.

Seni melukis termasuk dalam kategori karya seni rupa dua dimensi. Seni ini memiliki ciri khas yang berbeda, seperti pola, bahan, dan teknik yang digunakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni melukis didefinisikan sebagai kegiatan menggambar dan melukis. Umumnya, seorang seniman menciptakan lukisannya di atas kanvas.

Untuk menghasilkan karya seni, seniman memerlukan ide kreatif. Oleh karena itu, lukisan yang diperdagangkan dapat mencapai harga yang sangat tinggi, tergantung pada nilai dan kualitas karya tersebut.

Ingin mengetahui lebih lanjut tentang definisi seni melukis, berbagai jenisnya, serta teknik penggunaannya? Berikut penjelasannya!

Pengertian Seni Lukis

Pengertian seni lukis. Foto: Unsplash

Mengutip buku Aliran Seni Lukis Indonesia karya W. Setya R, seni melukis merupakan suatu kegiatan berekspresi dari pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan medium rupa seperti garis, bidang, warna, tekstur, ruang, dan cahaya.

Seni lukis merupakan cara bagi pelukis untuk mengekspresikan emosi dan jiwa mereka. Selain itu, seni melukis dapat memberikan berbagai fungsi bagi banyak orang, seperti fungsi religius, komersial, dan simbolis.

Ada pula fungsi estetis yang digunakan untuk mengevaluasi keindahan, sehingga seni melukis dapat dianggap sebagai bagian dari seni rupa murni.

Jenis-Jenis Seni Lukis

Dalam jurnal yang ditulis oleh Drs. Hery Santosa, M.Sn mengenai Aliran Seni meLukis Eropa, disebutkan bahwa seni lukis telah memasuki era modern dan memiliki berbagai jenis atau aliran tersendiri. Berikut adalah beberapa jenis seni lukis beserta penjelasan singkatnya:

Klasisme, Romantisme, Naturalisme, Ekspresionisme, dan Abstrak adalah lima aliran seni lukis yang memiliki ciri khas masing-masing.

  1. Klasisme: Muncul pada zaman Renaisans (abad ke-14), cirinya adalah ketepatan, keseimbangan, dan komposisi yang rapi. Tema seringkali berfokus pada mitologi dan sejarah dengan pencahayaan yang sederhana.
  2. Romantisme: Menekankan emosi, imajinasi, dan pengalaman subjektif. Ciri khasnya adalah tema yang dramatis dan emosional, seringkali dengan penggunaan warna cerah dan penggambaran gerak yang dinamis.
  3. Naturalisme: Berfokus pada penggambaran alam dengan detail dan keindahan. Aliran ini berusaha menangkap keaslian lingkungan dan menggambarkan keindahan alam dengan akurat.
  4. Ekspresionisme: Menekankan ekspresi emosi dan pengalaman subjektif. Gaya ini sering menampilkan distorsi bentuk dan warna yang mencolok untuk menyampaikan perasaan yang mendalam.
  5. Abstrak: Muncul dari pandangan bahwa seni tidak perlu merepresentasikan objek nyata. Fokusnya adalah pada bentuk, warna, dan tekstur, tanpa harus terikat pada representasi dunia nyata.

Teknik yang Digunakan

Seni lukis juga membutuhkan teknik yang tepat agar menghasilkan karya yang memuaskan bagi penikmat seni. Seperti apa teknik yang digunakan? Berikut penjelasannya.
  • Teknik plakat, teknik yang menggunakan bahan cat air, akrilik, dan minyak dengan mengoleskan warna yang tebal dan kental.
  • Teknik aquarel, memanfaatkan teknik yang menggunakan cat air namun dioleskan tipis-tipis.
  • Teknik spray, teknik lukis gaya baru dengan menyemprotkan cat ke papan atau kanvas.
  • Teknik basah, teknik basah dilakukan dengan cara mengencerkan cat minyak menggunakan bahan-bahan tertentu seperti linseed oil.
Scroll to Top